kabar energi |
Makassar - Dump Truck | Alat
Berat - Pemerintah
diharapkan dapat membatasi ekspor gas dan batubara karena dinilai besaran
komoditas yang dikirim ke sejumlah negara berlebihan. Hal ini diungkapkan oleh
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
"Pembatasan itu perlu segera
dilakukan mengingat pertumbuhan industri di Pulau Jawa rata-rata mencapai 12%
per tahun, dan diperkirakan terjadi krisis listrik dua tahun
mendatang," kata Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, ditemui usai mengisi
Diskusi Publik tentang Kondisi dan Tantangan Kelistrikan Nasional Masa Depan,
di Universitas Airlangga Surabaya.
Menurutnya, Perusahaan Listrik
Negara (PLN) hanya mampu memasok pertumbuhan listrik 6-8% per tahun.
"Angka tersebut tidak seimbang dengan pertumbuhan industri yang ada,"
ucapnya. Idealnya, jelas dia, pemerintah lebih banyak memasok gas dan batu bara
untuk kebutuhan dalam negeri dibandingkan ekspor. Namun, hal itu belum bisa
terealisasi karena harga kedua sumber energi itu lebih besar ketika dijual ke
negara lain.
"Sementara, komposisi energi
gas dan batu bara yang diekspor ada 70% dengan kualitas yang bagus, sedangkan
untuk konsumsi dalam negeri adalah 30% dengan kualitas yang rendah,"
tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mhon berikan komentar buat blog ini biar bisa membangun sama2..!
Pilih : (Anonymous)