Makassar - Pemerintahan baru berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, berkisar Rp4.000 per liter. Kenaikan BB ini, kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo, menyebabkan inflasi.
"Misalnya ada kenaikan harga BBM subsidi timbulkan inflasi enam persen, nah gaji buruh harus naik enam persen juga. Jadi sesuaikan dengan inflasi," ucap Sasmito di Jakarta, Jumat (26/9).
Diungkapkannya, penghitungan gaji buruh berdasarkan legal international labour, sehingga jika terjadi inflasi, kenaikan gaji buruh harus sama dengan inflasi atau bisa lebih tinggi dari inflasi.
"Paling enggak sama. Inflasi 6 persen, gaji buruh naik 6 persen. Tapi kalau perusahaannya lebih mampu, lebih tinggi dari inflasi, tentu bagus. Tapi ada juga perusahaan lakukan adjustment. Misalnya pabrik kerupuk naikkan harga dari Rp500 jadi Rp1.000," ujarnya.
Dia menjelaskan, kenaikan gaji buruh sesuai inflasi dibuat untuk mempertahankan daya beli para buruh. Kalau upah buruh naiknya sama dengan inflasi, bisa mempertahankan daya beli. Walaupun gaji naik, harga beli juga sama. Tapi kalau naiknya lebih dari inflasi, misalnya 13 persen, bisa naikkan daya beli buruh.
Tapi ini untuk mempertahankan daya beli. Dengan rencana kenaikan BBM bersubsidi, inflasi mendatang diperkirakan tak akan tembus sampai 10 persen.
"Jika usulan kenaikan ini diterapkan oleh presiden terpilih Jokowi-JK, maka tidak akan membuat double digit inflasi. Saat ini inflasi tahun 2014 diperkirakan di level 4 hingga 5 persen. Jika ditambahkan 4 persen, inflasi pada tahun 2014 sekira 9 persen atau belum double digit," beber dia.
Menurut Sasmito, jika harga BBM subsidi naiknya Rp4.000 per liter naik pada November mendatang maka dampak inflasi berada di atas dua persen.
"Kalau pertengahan berarti separuhnya, misal dinaikkan awal November Rp4.000 per liter, katakanlah minimal 2 persen, dampak tidak langsungnya antara 2 hingga 4 persen. Jadi belum tapi hampir tinggi," ucapnya. Dia menambahkan, dampak terkecil dari kenaikan BBM yakni solar sekitar 4 persen.
"Ya lebih kecil lagi lah kalau solar untuk aktivitas produksi kebanyakan kalau itu tidak terlalu tinggi, agak membantu juga terutama yang saya khawatirkan nelayan. Tapi kalau dari perhitungan pemerintah sekarang atau yang akan datang akan menaikkan tentu ada perhitungan sendiri. Saya kira ya, kita ikuti saja kami hanya memotret saja," tutup Sasmito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mhon berikan komentar buat blog ini biar bisa membangun sama2..!
Pilih : (Anonymous)